BAJU ADAT JAWA BARAT (SIGER SUNDA)
SIGER SUNDA
Siger Sunda adalah mahkota yang digunakan oleh pengantin wanita dalam upacara pernikahan adat Sunda. Hiasan kepala pengantin wanita Sunda ini terbuat dari campuran bahan logam dan beratnya bisa mencapai 2 kg.
Pemakaian siger ini memiliki akar sejarah yang panjang dan kaya, menggambarkan keindahan dan keagungan budaya Sunda. Sejak zaman Kerajaan Sunda, siger telah menjadi simbol keagungan dan kehormatan. Dalam konteks pernikahan, siger tidak hanya berfungsi sebagai hiasan kepala, tetapi juga sebagai simbol status dan identitas budaya.
Banyak disebutkan dari berbagai sumber tentang asal mula mahkota Siger Sunda ini. Diceritakan terinspirasi dari ornamen hiasan kepala yang dipakai oleh Subardha dan Srikandi. Dua orang tokoh kesatria perempuan yang terkenal akan ketangguhannya, namun di sisi lain juga memiliki keanggunan dan kelembutan yang memikat. Ini lah yang menginspirasi busana pernikahan Sunda hingga kini.
Dalam catatan sejarah, masyarakat Sunda telah mengenakan siger sejak masa kerajaan Pajajaran. Namun, pada masa itu tidak semua wanita Sunda bisa mengenakannya. Siger ini dahulu hanya diperuntukkan pada kaum bangsawan atau mereka yang memiliki status sosial tinggi. Kemudian seiring berjalannya waktu, pemakaian siger menjadi lebih inklusif dan dapat digunakan oleh masyarakat umum dalam upacara pernikahan.
CIRI KHAS SIGER SUNDA
Ketiga jenis baju pengantin adat Sunda yang sudah disebutkan sebelumnya memiliki keunikannya masing-masing. Sebelum kamu memutuskan untuk menggunakan konsep Sunda, kenali dulu bagaimana perbedaan ketika baju pengantin yang nantinya akan dikenakan.
Baju pengantin Sunda Siger
Baju pengantin adat Sunda yang sering dikenakan adalah Sunda Siger. Mempelai wanita akan mengenakan siger di kepala. Kemudian, bagian bawah menggunakan kain batik bercorak lereng eneng, lereng garutan, dan sidomukti. Biasanya menggunakan kebaya berbahan brokat dan berbagai perhiasan pelengkap, seperti benteng, kalung permata, bros, kilat bahu, sepasang giwang, cintin dan gelang permata..
MAKNA RIASAN PENGANTIN SUNDA
Keunikan pernikahan adat berasal dari setiap ornamen yang memiliki makna tersendiri. Makna tersebut berupa doa-doa baik untuk kedua mempelai di hari pernikahannya. Begitupun dengan riasan pengantin Sunda. Riasan mempelai wanita dengan mahkota dan bunga-bunganya memiliki filosofi masing-masing. Berikut makna dari riasan pengantin Sunda:
Mahkota siger
Karena seorang wanita merupakan ratu di hari pernikahannya, budaya Sunda memberikan mahkota untuk mempercantik tampilannya. Mahkota pengantin tersebut merupakan siger Sunda. Mahkota ini akan menambahkan keanggunan mempelai wanita ketika berjalan menuju altar pernikahan.
Mahkota siger Sunda berarti rasa hormat, kebijaksanaan, serta kearifan dalam pernikahan. Siger Sunda memiliki berat hingga 2 kg dan terbuat dari campuran logam. Mahkota ini juga melambangkan kesempurnaan seorang wanita.
Konon, siger Sunda terinspirasi dari tokoh Srikandi dan Subardha. Kedua wanita cantik tersebut memiliki sifat pemberani, tangguh, serta disenangi oleh masyarakat. Siger menjadi doa agar mempelai wanita bisa tangguh dan berani melangkah ke kehidupan barunya bersama suami.
Tidak hanya itu, bentuk seperti segitiga mengarah ke arah atas di Siger Sunda melambangkan hidup yang harus memuncak dan mengingatkan bahwa setiap manusia akan kembali pada Tuhan.
Siger Sunda tidak digunakan pada baju pengantin Sunda Putri. Namun, di atas sanggul puspasari akan dipasang tiara berukuran kecil bersama tujuh pasang kembang goyang, dan enam kembang tanjung.
Tiara dan kembang itulah yang akan memancarkan aura kecantikan mempelai wanita ketika mengenakan baju pengantin Sunda Putri.
Daun sirih di bagian dahi
Di bagian dahi mempelai wanita terdapat daun sirih yang berbentuk belah ketupat. Setiap simbol belah ketupat di dahi pengantin wanita merupakan lambang tolak bala.
Kembang tajur
Kembang tanjung akan ditempatkan pada bagian belakang sanggung pengantin wanita Sunda. Penempatan kembang ini sebagai lambang kesetiaannya terhadap pasangan.
Kembang goyang
Logam berbentuk bunga yang berdiri rapi di mahkota mempelai wanita merupakan kembang goyang. Sebanyak tujuh kembang goyang disematkan di atas sanggul mempelai wanita. Dua diantaranya menghadap ke belakang dan lima lainnya disematkan menatap ke sisi depan.
Perbedaan posisi tersebut bukan tanpa arti apapun. Ketujuh kembang goyang menunjukkan kecantikan wanita akan terlihat dari bagian depan dan belakang. Kemudian, kembang goyang juga memiliki makna rezeki dan kebaikan bagi kedua pengantin.
RONCE DAN UNTAIAN PENGANTIN
Satu lagi pelengkap kecantikan pengantin adat Sunda. Ronce atau untaian bunga merupakan tanda besar yang membedakan budaya Sunda dengan pengantin Jawa. Rangkaian bunga akan disematkan di mahkota siger dan dibiarkan menjuntai ke bawah.
Untaian berbagai macam bunga tersebut memiliki panjang antara 20 hingga 30 sentimeter. Keindahan untaian tersusun dari mangle susun, mangle sisir, mangle pasung, mayang sari, dan panetep.
Biasanya, untaian bunga tersebut menggunakan kamboja, tanjung, melati, atau sedap malam. Kemudian, terdapat untaian bunga pendek di bagian telinga sebelah kiri yang disebut dengan mayang sari.
Mayang sari merupakan doa agar selama pernikahan kedua mempelai tidak mendapati perselisihan besar yang bisa merusak rumah tangga. Rangkaian bunga memanjang terdapat di belakang telinga sebelah kanan yang dinamakan mangle susun. Susunan rapi bunga-bunga tersebut sebagai simbol pekerjaan rumah tangga yang telah tertata.
Detail lain di bagian kepala pengantin Sunda adalah mangle pasung yang berbentuk bunga. Hiasan bunga berjumlah lima atau tujuh akan dipasang mengelilingi sanggul. Mangle pasung dipasang menggunakan pinti seperti bando yang melambangkan kesucian seorang wanita. Terakhir, panetep bunga yang berbentuk bulat dan disematkan pada bagian tengah tengah sanggul. Panetep melambangkan ketepatan dalam memutuskan suatu hal.
cantik
BalasHapusbagus
BalasHapuswoowww
BalasHapus🤩🤩🤩
BalasHapus