ALAT MUSIK JAWA BARAT (ANGKLUNG)


SEJARAH ANGKLUNG



Angklung merupakan alat musik tradisional yang berasal dari Jawa Barat. Alat musik angklung berupa tabung-tabung bambu yang dirangkai sedemikian rupa dan menghasilkan bunyi apabila digerakkan.

Sejarah mencatat angklung sudah dikenal masyarakat sebelum era Hindu masuk ke Nusantara. Saat ini, alat musik tradisional angklung menjadi salah satu ikon budaya Jawa Barat serta Indonesia di mata internasional


Sejarah Alat Musik Angklung

Alat musik angklung dipercaya sudah ada sebelum Indonesia mengenal pengaruh Hindu. Era Hindu sendiri terjadi sekitar abad ke-5 Masehi.

Meskipun dikenal sebagai alat musik tradisional Jawa Barat, menurut Jaap Kunst dalam Music in Java alat musik angklung juga ditemui di daerah Sumatra Selatan dan Kalimantan.

Sejarah penggunaan angklung di Jawa Barat sendiri tercatat di masa Kerajaan Sunda, yaitu sekitar abad ke-12 hingga ke-16. Di era tersebut, permainan angklung dilakukan untuk melakukan pemujaan terhadap Nyai Sri Pohaci sebagai lambang Dewi Sri (Dewi Padi atau Dewi Kesuburan).

Merujuk kisah yang tercatat dalam Kidung Sunda, selain untuk pemujaan, alat musik angklung juga dimainkan untuk memacu semangat prajurit dalam peperangan.

Seiring dengan berkembangnya zaman, angklung masih digunakan sebagai alat musik untuk berbagai pertunjukkan. Setelah proklamasi, pertunjukkan angklung dilakukan oleh tokoh angklung nasional, Daeng Soetigna dalam Perundingan Linggarjati 1946.

Daeng Soetigna dikenal dengan julukannya sebagai Bapak Angklung Indonesia. Ia berhasil menciptakan angklung dengan tangga nada diatonis sehingga alat musik itu bisa dimainkan secara harmonis bersama dengan alat musik Barat lainnya.

Usahanya melestarikan angklung dilanjutkan oleh sang murid, Udjo Ngalagena. Udjo Ngalegna dikenal sebagai pendiri tempat wisata seni budaya unggulan di Bandung bernama Saung Angklung Udjo.

Seiring dengan kepopulerannya di mancanegara, tahun 2010 UNESCO menetapkan angklung sebagai warisan budaya yang harus dilestarikan.

Cara Memainkan Alat Musik Angklung

Angklung merupakan alat musik melodis yang menghasilkan bunyi apabila digoyang. Bunyi tersebut berasal dari benturan antara tabung dan bilah bambu yang dirangkai sedemikian rupa. Ada tiga cara memainkan alat musik angklung :


. Teknik kurulung atau getar

Teknik kurulung adalah cara yang paling umum digunakan untuk memainkan angklung. Cara memainkan angklung dengan teknik ini adalah satu tangan memegang rangka angklung sementara tangan lainnya menggoyangkan angklung

. Teknik cetok atau sentak

Teknik cetok dalam permainan angklung dilakukan dengan cara menarik tabung dasar dengan cepat menggunakan jari ke telapak tangan. Teknik ini dapat menghasilkan bunyi satu kali saja atau stacato.

3. Teknik tengkep

Cara memainkan teknik tengkep tidak jauh berbeda dengan teknik kurulung. Bedanya, pada teknik tengkep salah satu tabung angklung ditahan menggunakan jari agar tidak ikut bergetar.

Cara Melestarikan Angklung


Angklung tak terpisahkan dari warisan budaya Indonesia, perlu dijaga dan dilestarikan agar tetap hidup dan berkembang. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk melestarikan angklung:

  • Edukasi dan Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam melestarikan angklung. Sekolah-sekolah dan komunitas seni harus memasukkan pembelajaran tentang angklung dalam kurikulum mereka. Hal ini tidak hanya mencakup cara memainkan angklung, tetapi juga sejarah, nilai-nilai budaya, serta peran angklung dalam kehidupan masyarakat tradisional.

  • Pelatihan dan Workshop

Mengadakan pelatihan dan workshop secara berkala dapat membantu meningkatkan keterampilan bermain angklung di kalangan masyarakat, terutama generasi muda. Pelatihan ini juga dapat menjadi ajang untuk membangun komunitas yang peduli terhadap melestarikan alat musik tradisional ini.

  • Kolaborasi dengan Seniman dan Musikus

Kolaborasi antara pemain angklung dengan seniman dan musikus dari berbagai genre dapat membawa angklung ke tingkat yang lebih tinggi. Dengan menggabungkan angklung dengan alat musik lain atau dalam genre musik modern, angklung dapat tetap relevan dan menarik minat generasi muda.

  • Festival dan Pertunjukan

Mengadakan festival angklung secara rutin di berbagai daerah dapat menjadi sarana untuk memperkenalkan angklung kepada masyarakat luas dan mempromosikan keunikan budaya Indonesia. Pertunjukan angklung juga dapat diadakan sebagai bagian dari acara-acara nasional maupun internasional untuk meningkatkan citra budaya Indonesia di mata dunia.

  • Penggunaan Media Sosial

Memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan angklung dapat membantu memperluas jangkauan dan meningkatkan popularitasnya di kalangan generasi muda. Video tutorial, rekaman pertunjukan, dan konten edukatif tentang angklung dapat dibagikan secara luas untuk meningkatkan pemahaman dan apresiasi terhadap alat musik tradisional ini.

  • Keterlibatan Masyarakat

Melibatkan masyarakat secara aktif dalam kegiatan melestarikan angklung, baik sebagai pemain, pembuat alat musik, atau penggemar, adalah langkah penting lainnya. Dengan membangun kesadaran dan rasa memiliki terhadap angklung, masyarakat akan lebih termotivasi untuk menjaga keberlanjutan penggunaan dan pembelajaran alat musik ini.




Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

BUDAYA DAERAH TARI JAIPONG

MAKANAN JAWA BARAT (SERABI)

BAJU ADAT JAWA BARAT (SIGER SUNDA)